Secara
geografis daerah tropis mencakup wilayah yang terletak di antara titik
balik rasi bintang Cancer dan rasi bintang Capricornus, yaitu antara
23°27’ Lintang Utara dan 23°27’ Lintang Selatan. Meliputi wilayah Asia
Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar
wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar
wilayah Amerika Selatan. Menurut Koeppen (1930) daerah tropis adalah
wilayah yang terletak di antara garis isoterm 180 C bulan terdingin.
Daerah tropis secara keseluruhan mencakup 30 % dari luas permukaan
bumi. Hutan Tropis merupakan hutan yang berada di daerah tropis.
Hutan
hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang
telah menutupi banyak lahan. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk
oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2.000 -11.000 mm
per tahun, rata-rata temperatur 25°C dengan perbedaan temperatur yang
kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80 %.
Tipe ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki
tipe iklim A dan B (menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson),
atau dapat dikatakan bahwa tipe ekosistem tersebut berada pada daerah
yang selalu basah, pada daerah yang memiliki jenis tanah Podsol,
Latosol, Aluvial, dan Regosol dengan drainase yang baik, dan terletak
jauh dari pantai.
Tegakan
hutan hujan tropis didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau.
Keanekaragaman spesies tumbuhan dan binatang yang ada di hutan hujan
tropis sangat tinggi. Jumlah spesies pohon yang ditemukan dalam hutan
hujan tropis lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada
ekosistem yang lainnya. Misalnya, hutan hujan tropis di Amazonia
mengandung spesies pohon dan semak sebanyak 240 spesies.
Hutan
alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang
sangat banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies
tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia.
Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000
spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Di
dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung
sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di
samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali
ratusan spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek
hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan
obat-obatan.
Tajuk pohon hutan
hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan yang
memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon, misalnya
rotan, anggrek, dan paku-pakuan. Hal ini menyebabkan sinar matahari
tidak dapat menembus tajuk hutan hingga ke lantai hutan, sehingga
tidak memungkinkan bagi semak untuk berkembang di bawah naungan tajuk
pohon kecuali spesies tumbuhan yang telah beradaptasi dengan baik
untuk tumbuh di bawah naungan.
Itu
semua merupakan ciri umum bagi ekosistem hutan hujan tropis. Selain
ciri umum yang telah dikemukakan di atas, masih ada ciri yang dimiliki
ekosistem hutan hujan tropis, yaitu kecepatan daur ulang sangat
tinggi, sehingga semua komponen vegetasi hutan tidak mungkin
kekurangan unsur hara. Jadi, faktor pembatas di hutan hujan tropis
adalah cahaya, dan itu pun hanya berlaku bagi tumbuh-tumbuhan yang
terletak di lapisan bawah. Dengan demikian, herba dan semak yang ada
dalam hutan adalah spesies-spesies yang telah beradaptasi secara baik
untuk tumbuh di bawah naungan pohon.
A. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat
Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, hutan hujan tropis dibedakan menjadi tiga zona atau wilayah sebagai berikut.
1. Zona 1 dinamakan hutan hujan bawah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 0 -1.000 m dari permukaan laut.
2. Zona 2 dinamakan hutan hujan tengah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 1.000 - 3.300 m dari permukaan laut.
3. Zona 3 dinamakan hutan hujan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 3.300 - 4.100 m dari permukaan laut.
1. Zona 1 dinamakan hutan hujan bawah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 0 -1.000 m dari permukaan laut.
2. Zona 2 dinamakan hutan hujan tengah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 1.000 - 3.300 m dari permukaan laut.
3. Zona 3 dinamakan hutan hujan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 3.300 - 4.100 m dari permukaan laut.
1. Zona Hutan Hujan Bawah
Penyebaran
tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulaupulau Sumatra,
Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau
di Maluku misalnya di pulau Taliabu, Mangole, Mandioli, Sanan, dan
Obi. Di hutan hujan bawah banyak terdapat spesies pohon anggota famili
Dipterocarpaceae terutama anggota genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatiea, Dryobalanops, dan Cotylelobium. Dengan demikian, hutan hujan bawah disebut juga hutan Dipterocarps. Selain spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae tersebut juga terdapat spesies pohon lain dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae, dan Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota genus Agathis, Koompasia, dan Dyera.
Pada ekosistem hutan hujan bawah di Jawa dan Nusa Tenggara terdapat spesies pohon anggota genus Altingia, Bischofia, Castanopsis, Ficus, dan Gossampinus, serta spesies-spesies pohon dari famili Leguminosae. Adapun
eksosistem hutan hujan bawah di Sulawesi, Maluku, dan Irian,
merupakan hutan campuran yang didominasi oleh spesies pohon Palaquium spp., Pometia pinnata, Intsia spp., Diospyros spp., Koordersiodendron pinnatum, dan Canarium spp. Spesies-spesies tumbuhan merambat yang banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah anggota famili Apocynaceae, Araceae, dan berbagai spesies rotan (Calamus spp.).
2. Zona Hutan Hujan Tengah
Penyebaran
tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi, sebagian daerah Indonesia Timor, di Aceh dan Sumatra Utara.
Secara umum, ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis, Nothofagus, dan spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.
Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas. Misalnya di Aceh dan Sumatra Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah terdapat spesies pohon Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di beberapa daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat kelompok spesies pohon anggota genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia Timur terdapat spesies pohon anggota genus Trema, Vaccinium, dan pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki ketinggian tempat 1.200 m dpl.
Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas. Misalnya di Aceh dan Sumatra Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah terdapat spesies pohon Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di beberapa daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat kelompok spesies pohon anggota genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia Timur terdapat spesies pohon anggota genus Trema, Vaccinium, dan pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki ketinggian tempat 1.200 m dpl.
3. Zona Hutan Hujan Atas
Penyebaran
tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan di sebagian
daerah Indonesia Barat. Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya
berupa kelompok hutan yang terpisah-pisah oleh padang rumput dan
belukar. Pada ekosistem hutan hujan atas di Irian Jaya banyak
mengandung spesies pohon Conifer (pohon berdaun jarum) genus Dacrydium, Libecedrus, Phyllocladus, dan Podocarpus. Di samping itu, mengandung juga spesies pohon Eugenia spp. dan Calophyllum, sedangkan di sebagian daerah Indonesia Barat dijumpai juga kelompokkelompok tegakan Leptospermum, Tristania, dan Phyllocladus yang tumbuh dalam ekosistem hutan hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 3.300 m dpl.
B. Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia
1. Hutan Tropis Basah
Hutan
tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi,
sering juga kita kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini
dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Bagian Utara
dan Papua. Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu:
Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur
(Dryobalanops), kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros
sp).
2. Hutan Muson Basah
Hutan
muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah dan
Jawa Timur, periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang
dialami dalam satu tahun 1.250 mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang
tumbuh di hutan ini antara lain jati, mahoni, sonokeling, pilang dan
kelampis.
3. Hutan Muson Kering
Hutan
muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa.
Tipe hutan ini berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau
berkisar antara 6-8 bulan. Curah hujan dalam setahun kurang dari 1.250
mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini yaitu Jati dan Eukaliptus.
4. Hutan Savana
Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan dengan curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di hutan ini umumnya dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba dan Timor.
4. Hutan Savana
Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan dengan curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di hutan ini umumnya dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba dan Timor.
C. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Physiognomi
Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah dikenali dan dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat pula diterapkan. Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :
- Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh mata biasa
- Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E), dan penutupan tajuk (Coverage).
- Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan individu-individu penyusun komunitas tumbuh-tumbuhan.
Contoh :
a. Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :
Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah dikenali dan dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat pula diterapkan. Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :
- Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh mata biasa
- Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E), dan penutupan tajuk (Coverage).
- Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan individu-individu penyusun komunitas tumbuh-tumbuhan.
Contoh :
a. Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :
Kanopi |
:
| 25 – 45 m |
Tinggi pohon (emergent) |
:
| Khas, 60 – 80 m |
Daun penumpu |
:
| Sering dijumpai |
Elemen daun dominan |
:
| Mesophyl |
Akar papan |
:
| Sering dijumpai dan sangat besar |
Kauliflori |
:
| Sering dijumpai |
Liana berkayu |
:
| Sering dijumpai |
Liana pada batang |
:
| Sering dijumpai |
Ephyphit |
:
| Sering dijumpai |
b. Ciri physiognomy hutan tropis dataran tinggi/ pegunungan :
Kanopi |
:
| 15 – 33 m |
Tinggi pohon (emergent) |
:
| Sering tidak ada |
Daun penumpu |
:
| Jarang dijumpai |
Elemen daun dominan |
:
| Mesophyl |
Akar papan |
:
| Jarang dijumpai dan kecil |
Kauliflori |
:
| Jarang dijumpai |
Liana berkayu |
:
| Jarang dijumpai |
Liana pada batang |
:
| Sering dijumpai |
Ephyphit |
:
| Sangat sering dijumpai |
c. Ciri physiognomi hutan tropis pegunungan tinggi :
Kanopi |
:
| 2 - 18 m |
Tinggi pohon (emergent) |
:
| Pada umumnya tidak ada |
Daun penumpu |
:
| Sangat jarang dijumpai |
Elemen daun dominan |
:
| Microphyl |
Akar papan |
:
| Pada umumnya tidak ada |
Kauliflori |
:
| Tidak ada |
Liana berkayu |
:
| Tidak ada |
Liana pada batang |
:
| Jarang dijumpai |
Ephyphit |
:
| Sering dijumpai |
Di
Indonesia berdasarkan ciri physiognomi tedapat dua tipe hutan yaitu
: Hutan Hujan Tropis, hutan yang selalu hijau dan hutan musim atau
hutan yang menggugurkan daun. Hutan hujan tropis umumnya dijumpai di
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bagian Utara dan Papua
sedangkan hutan musim yang menggugurkan daun dijumpai di Jawa, Bali,
Nusa Tenggara dan Maluku bagian Selatan.
D. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Sosiologi Vegetasi
Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan berdasarkan jenis yang dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di daerah itu. Contoh :
- Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai dan Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.
- Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea albida.
- Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh Ebony atau kayu hitam.
- Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau Jawa.
Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan berdasarkan jenis yang dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di daerah itu. Contoh :
- Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai dan Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.
- Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea albida.
- Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh Ebony atau kayu hitam.
- Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau Jawa.
E. Tipe-tipe Hutan Hujan Tropis pada Kondisi Khusus (Azonal)
Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta kondisi tempat tumbuh yang miskin hara.
1. Hutan Mangrove
Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari genus Rhizophora, Languncularia, Avicennia dan lain-lain.
2. Hutan Gambut (Peak Forest)
Hutan yang tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut yang memiliki ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A atau B menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson.
3. Hutan Rawa (Swamp Forest)
Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak dipengaruhi iklim. Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial. Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk.
Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta kondisi tempat tumbuh yang miskin hara.
1. Hutan Mangrove
Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari genus Rhizophora, Languncularia, Avicennia dan lain-lain.
2. Hutan Gambut (Peak Forest)
Hutan yang tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut yang memiliki ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A atau B menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson.
3. Hutan Rawa (Swamp Forest)
Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak dipengaruhi iklim. Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial. Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk.